Tidak hanya mengejar keuntungan semata, itulah
kata yang tepat diungkapkan untuk Subari. Di usia senjanya, warga Kajar I,
Karangtengah, Wonosari ini tetap membuat kerajinan gamelan, yang kian susah
ditemukan. Baginya pembuatan gamelan selain menjadi lapangan pekerjaan, juga
merupakan bentuk pelestarian budaya di jaman serba elektronik ini.
Subari memiliki bengkel pembuatan gamelan yang
sederhana di rumahnya. Di dalam rumahnya terdapat beberapa buah pernak pernik
gamelan. Mantan dukuh Kajar I ini, memulai usaha sebagai pembuat gamelan sejak
tahun 1985. Usaha tersebut merupakan usaha turun temurun yang diwariskan dari
kakeknya.
Gamelan baginya merupakan sebuah karya hidup
yang terus dibuatnya. Goresan, tempaan dan juga inspirasi yang dimiliki Subari
disalurkan melalui pembuatan gamelan ini. Bapak berputra empat ini, terus
membuat gamelan, seolah gamelan sudah menjadi bagian hidupnya.
Meski tidak ada pesanan sekalipun, Subari tetap
terus membuat gamelan Dengan bahan besi
kuningan, bambu, pipa paralon, kayu, Subari menempanya menjadi satu set gamelan
yang terdiri dari Kendang, saron, gong, kenong, kethuk, gambang, gender,
slentem, demung, Barung, bonang, peking, siter, rebab, kempyang, suling.
Ia menjelaskan bahwa untuk harga satu set
gamelan berkisar antara Rp 20-100 juta. Itu tergantung bahan dan motifnya.
Termasuk, ia juga membuat gamelan mini untuk anak-anak. Sementara untuk proses
pembuatan satu set gamelan, menelan waktu dua bulan.
Bari menjelaskan bahwa sejauh ini, ia memiliki
sekitar 10 tenaga kerja yang rata-rata berusia muda. Seperti tukang kayu,
tukang las, tukang cat dan tukang ukir. Seluruh tenaga kerjanya memiliki
ketrampilan dan spesifikasi pekerjaan masing-masing.
Subari juga menyayangkan kurangnya minat kaum
muda untuk tetap melestarikan pembuatan gamelan. Banyak anak muda di daerahnya
yang justru merantau untuk mencari pekerjaan lain. Generasi muda saat ini lebih
mengandrungi alat-alat musik elektronik seperti orgen tunggal. Maka Subari pun
berusaha untuk terus melestarikan alat tradisional ini,
Sementara untuk pesanan gamelan, saat ini lebih
banyak mendapatkan dari group jathilan dan reog. Pihaknya juga mengandalkan
pesanan dari pemerintah.
Selain itu, ia juga beberapa perusahaan besar, seperti Mustika
Ratu, Astra dan juga hotel-hotel besar di wilayah DIY. Termasuk, ia juga pernah
mendapatkan pesanan dari Australia. Biasanya kalau hotel-hotel pesannya berupa
gender dan Barung,
Subari Tetap Bikin Gamelan Meski Sepi Pesanan
Written By Artikel on Sabtu, 22 September 2012 | 12.25
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar